Sabtu, 11 September 2010
Intropeksi
Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiaran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.
Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh - Ingatlah akan seseorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.
Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.
Dan ketika beban hidupmu tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman di wajahmu dan bersyukurlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugrah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.
NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!
Jumat, 10 September 2010
Lima Perilaku Menjengkelkan di Kantor (buat yg g tau resikonya !)
Memiliki rekan kerja atau mitra dengan perilaku menyebalkan terkadang sangat tidak menyenangkan. Berkomunikasi atau bekerja sama dengan mitra kerja seperti itu menjadi pilihan terakhir dalam pikiran Anda.
Perkataan yang dilontarkan rekan atau atasan seringkali membuat tersinggung meski Anda telah melakukan tanggung jawab dan kewajiban. Kesalahan kecil saja, membuat atasan langsung menegur Anda. Atau, bisa juga rekan kerja meminta Anda melakukan sesuatu seperti layaknya seorang bos.
Seperti dikutip dari the Frisky, pakar kepemimpinan dan psikolog Sylvia LaFair membuka alasan di balik perilaku menjengkelkan rekan kerja. Menurutnya, perilaku menyebalkan di kantor berakar dari pengalaman yang dialami pada masa kanak-kanak.
Sylvia menawarkan teknik baru untuk mengidentifikasi asal-usul perilaku kerja yang buruk dan meredakan kebiasaan berbahaya tersebut. Langkah pertama mengidentifikasi pola kerja yang tak berfungsi di kantor. Setelah itu, lakukan perubahan secara menyeluruh.
Buku karangan Sylvia LaFair, 'Don’t Bring It To Work' menjelaskan beberapa jenis disfungsi prilaku dalam kerja serta penyebab luka dari masa kecil mereka.
1. Penganiaya (Persecutor)
Orang jenis ini tak segan mengatur hal-hal kecil dan memperhatikan pelanggaran-pelanggaran orang lain. Beberapa cirinya adalah email pasif-agresif yang cenderung menyalahkan orang lain.
Mengapa terjadi? Orang seperti ini tumbuh dengan pelecehan atau pengabaian dari orang tua.
2. Pura-pura (Denier)
Karyawan tipe ini tidak realistis dan berpura-pura tidak ada masalah dalam pekerjaan atau kondisi kantor. Saat keuangan kantor mengalami kerugian dan krisis berat, pendapat sebagian besar orang adalah "Perusahaan akan bangkrut". Mereka akan keukeuh dengan ucapan, "Akan ada bonus untuk semua orang!"
Kemungkinan terbesar dari tipe orang ini adalah mereka berasal dari keluarga yang takut membicarakan hal-hal tidak menyenangkan.
3. Penghindar (Avoider)
Dia adalah orang pertama yang menghindari atau keluar kantor setiap kali akan berlangsung rapat yang akan menyampaikan 'berita buruk' atau menjelang deadline. Sebabnya, di masa kanak-kanak, orangtua mereka terlalu menghakimi atau tidak memiliki hubungan kuat dengan orang tua.
4. Si Berprestasi (Super Achiever)
Orang seperti ini mendorong diri agar terus unggul dalam segala hal. Mereka memimpikan untuk selalu meraih keuntungan bagi dirinya. Orang seperti ini akan merasa gagal jika ada hal yang menyiratkan bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Jadi, sekuat tenaga, tipe seperti ini akan berusaha membuat orang lain terlihat buruk.
Di masa kecil, biasanya orang seperti ini memiliki pengalaman rasa malu atau tragedi dalam keluarga. Maka, mereka berusaha menebusnya dengan segala cara.
5. Martir
Orang ini melakukan pekerjaan semua orang. Mereka datang lebih awal setiap hari dan bekerja lembur setiap malam. Mereka juga bangga dan selalu menceritakannya kepada semua orang.
Alasan utama dari prilaku pekerja jenis ini adalah semasa kecil mereka mencoba untuk menyenangkan orangtua yang tidak menyukai impian mereka.
Apakah salah satu jenis terdengar akrab bagi Anda?
Asal Mula Burung Garuda Pancasila
Kita sebagai bangsa Indonesia tentu sering melihat dan sangat mengenal gambar di atas ini. Namun apakah kita benar-benar mengenal gambar tersebut? Jika ditanya itu gambar apa, tentu kita bisa menjawabnya. Namun apakah kita bisa menjawab dengan benar apa nama gambar itu? Siapa perancang gambar itu? Bisakah anda menjelaskan secara detail lambang-lambang yang terkandung di dalamnya? Marilah kita mulai satu per satu.
Sekilas
Gambar di atas itu merupakan lambang negara Indonesia. Lambang negara berupa seekor Burung Garuda berwarna emas yang berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol Pancasila, dan mencengkeram seutas pita putih yang bertuliskan "BHINNEKA TUNGGAL IKA". Sesuai dengan desainnya, lambang tersebut bernama resmi Garuda Pancasila. Garuda merupakan nama burung itu sendiri, sedangkan Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang disimbolkan dalam gambar-gambar di dalam perisai yang dikalungkan itu. Nama resmi Garuda Pancasila yang tercantum dalam Pasal 36A, UUD 1945.
Sejarah
Sultan Hamid II,Perancangan lambang negara dimulai pada Desember 1949, beberapa hari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Belanda. Kemudian pada tanggal 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Lencana Negara yang bertugas menyeleksi usulan lambang negara. Dari berbagai usul lambang negara yang diajukan ke panitia tersebut, rancangan karya Sultan Hamid II lah yang diterima. Sultan Hamid II (1913–1978) yang bernama lengkap Syarif Abdul Hamid Alkadrie merupakan sultan dari Kesultanan Pontianak, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Kalimantan Barat dan juga Menteri Negara Zonder Portofolio pada era Republik Indonesia Serikat.
Setelah disetujui, rancangan itupun disempurnakan sedikit demi sedikit atas usul Presiden Soekarno dan masukan berbagai organisasi lainnya, dan akhirnya pada bulan Maret 1950, jadilah lambang negara seperti yang kita kenal sekarang. Rancangan final lambang negara itupun akhirnya secara resmi diperkenalkan ke masyarakat dan mulai digunakan pada tanggal 17 Agustus 1950 dan disahkan penggunaannya pada 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo melalui PP 66/1951, dan kemudian tata cara penggunaannya diatur melalui PP 43/1958.
Meskipun telah disahkan penggunaannya sejak tahun 1951, tidak ada nama resmi untuk lambang negara itu, sehingga muncul berbagai sebutan untuk lambang negara itu, seperti Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, atau hanya sekedar Garuda. Nama Garuda Pancasila baru disahkan secara resmi sebagai nama resmi lambang negara pada tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR melalui amandemen kedua UUD 1945.
Makna dan Arti Lambang
Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan pita putih.
Burung Garuda
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.Pada burung garuda itu, jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau di bawah perisai 19, dan bulu leher berjumlah 45. Jumlah-jumlah bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945, merupakan tanggal di mana kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.
Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa "berteduh" di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
Pada perisai itu terdapat garis hitam tebal yang melintang di tengah-tengah perisai. Garis itu melambangkan garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia.Warna merah dan putih yang menjadi latar pada perisai itu merupakan warna nasional Indonesia, yang juga merupakan warna pada bendera negara Indonesia. Warna merah melambangkan keberanian, sedangkan putih melambangkan kesucian.
Pita dan Semboyan Negara
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan "BHINNEKA TUNGGAL IKA" yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.
Tidurmu, Kepribadianmu
Gaya meringkuk
Ini adalah posisi paling umum terutama di antara para wanita. Mereka yang tidur dengan posisi ini dikenal berkepribadian tangguh tapi tetap peka terhadap sekitar. Mereka mungkin terlihat pemalu tapi mudah akrab.
Gaya menyamping
Jika Anda tidur menyamping dengan kedua tangan di samping tubuh, Anda adalah orang yang pandai bergaul, mudah mempercayai orang, bahkan kadang mudah ditipu. Sekitar 15% orang tidur dengan gaya ini.
Gaya peminta
Sepertiga orang tidur menyamping dengan kedua tangan diletakkan di depan tubuh. Mereka dikenal berpikiran terbuka namun agak sinis, pencuriga dan keras kepala dalam pengambilan keputusan.
Gaya prajurit
Orang yang tidur dengan gaya ini tidur terlentang dengan lengan rapat disamping tubuh. Mereka disebut bersifat pendiam, tertutup, dan menetapkan standard tinggi untuk diri dan rekan. Mereka juga lebih sering mendengkur, yang membuat mereka mendapat tidur berkualitas lebih sedikit.
Gaya terjun bebas
Sebagian kecil orang tidur tengkurap, dengan bagian perut dibawah dan lengan di bawah atau memeluk bantal. Sedangkan kepala akan menghadap ke salah satu sisi. Orang dengan posisi tidur ini dikenal blak-blakan, supel, dan tidak suka dikritik.
Gaya bintang laut
Jenis gaya tidur yang terakhir adalah terlentang, dengan tangan di dekat kepala. Mereka dengan gaya tidur ini biasanya adalah pendengar yang baik, suka menolong dan tidak nyaman menjadi pusat perhatian. Mereka juga sering mendengkur dan kurang mendapat tidur berkualitas.
Penanganan Pendarahan Pada Mata
Trauma langsung pada mata bisa diikuti terjadinya perdarahan di bagian dalam mata (hifema). Trauma ini dapat disebabkan benda tumpul akibat terpukul atau karena benda tajam yang menembus lapisan dinding mata. Bila perdarahan karena trauma, biasanya darah akan terserap total dalam beberapa hari.
Kambuhnya perdarahan pada mata dapat menurunkan penglihatan dan merusak kornea. Langkah yang harus dilakukan adalah:
- Pada hari kedua, kompres hangat bisa membantu tubuh dalam menyerap darah yang terkumpul.
- Segera bawa ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Dokter umumnya akan menyarankan anak menjalani rawat inap, khususnya bila perdarahan berulang kali. Jika kulit di sekitar mata atau kulit pada kelopak mata mengalami robekan, bisa dilakukan penjahitan. Cedera yang mengenai saluran air mata harus diatasi dengan pembedahan mata. Jika terjadi robekan pada mata, diberikan obat pereda nyeri, obat untuk menjaga agar pupil tetap melebar dan obat untuk mencegah infeksi.
- Kerusakan yang serius bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pembedahan.
Stres Picu Jerawat
Jerawat sangat mengganggu penampilan dan kecantikan kulit wajah. Banyak faktor penyebabnya. Mulai dari perawatan kulit yang salah, hingga stres berkepanjangan.
Seperti dikutip dari laman Genius Beauty, sejumlah pakar asal Norwegia meneliti wanita usia 18 hingga 19 tahun yang memiliki gangguan jerawat. Mereka menemukan bahwa mayoritas mengalami masalah psikologis. Cemas dan depresi dapat memperburuk kondisi kulit.
Penelitian mengungkap, rasa frustrasi menyebabkan kelenjar sebaceous memproduksi lebih banyak minyak yang bisa menyumbat pori-pori. Diane Berson, MD, anggota American Women’s Dermatologic Society pun menjelaskan, faktor-faktor yang bisa mempengaruhi timbulnya jerawat :
Hormon
Efek yang sama yaitu produksi minyak penymbat pori-pori juga dihasilkan saat terjadi perubahan hormon. Itulah sebabnya mengapa banyak gadis mengatakan rambut mereka terasa berminyak menjelang periode menstruasi. Bisa juga, jerawat timbul karena periode menstruasi yang tidak teratur.
Kosmetika
Produk kosmetika yang banyak digunakan remaja secara serampangan juga bisa memicu timbulnya jerawat. Make-up yang salah seperti pemakaian alas bedak bisa menyumbat pori-pori pemicu jerawat.
Diet sehat
Sangat disarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah secara teratur untuk mencegah jerawat. Melakukan diet golongan darah juga cukup efektif membantu menjauhkan diri dari radang kulit itu.