Yohalim Ferdinand

Jumat, 11 Mei 2012

Waspadai Waktu Rawan Penyebab Kecelakaan

Menurut penelitian Automobile Association of South Africa (semacam Ikatan Motor Indonesia), ada masa-masa tertentu (waktu rawan)  tingkat kewaspadaan pengemudi menurun. Itulah salah satu dari pangkal penyebab terjadinya kecelakaan. Dari hasil survei yang dilakukan asosiasi  di Afrika Selatan itu, sedikitnya ada 4 waktu rawan yang harus menjadi perhatian pengemudi (pengendara) kendaraan.
1. Pagi dan Sore
Dua kondisi yang mempunyai intensitas berbeda. Kala pagi, biasanya emosi lebih tinggi karena dikejar waktu untuk sampai ke tempat kerja. Lebih bahaya kalau kurang tidur, jelas konsentrasi terganggu akibat ngantuk. Sedang sore, meski agak santai, tapi tingkat kelelahan cukup tinggi sehingga bisa menurunkan konsentrasi. Berusaha tetap rasional dan sabar menghadapi kedua kondisi tersebut.

2. Dini hari (02.00 - 04.00)
Merujuk studi, pada waktu ini, kecelakaan kerap terjadi akibat pengujung klub malam yang cenderung di bawah pengaruh alkohol. Tragisnya kecelakaan tersebut menyeret pengguna jalan lain yang tidak bersalah. Selain itu secara psikologis, rentang waktu tersebut menurut dr. Andri SpKJ, dosen FK Ukrida merupakan titik kritis manusia merasa lelah dan mengantuk.

3. Liburan Sekolah
Biasanya hal ini disebabkan euforia pengemudi dan penumpang sehingga tidak memperhatikan jalan. Silahkan saja jika ingin berkomunikasi dengan penumpang selama tidak menyita konsentrasi. Peringatkan pula jika penumpang melakukan aktivitas yang mengganggu kewaspadaan untuk keselamatan bersama.

4. Akhir minggu
Tidak selamanya melakukan rekreasi dengan keluarga membuat kita segar kembali. Ada kalanya dalam perjalanan pulang, kondisi badan cenderung letih, efek dari bermain bersama sanak keluarga. Makanya, sebagai pengemudi, atur waktu istirahat (kurangi bermain) agar badan dalam kondisi bugar.

Selasa, 08 Mei 2012

Sejarah Dan Fungsi Knalpot




Fungsi Awal Knalpot

Sejarahnya Fungsi knalpot adalah untuk meredam Hasil ledakan di ruang bakar
Ledakan pembakaran campuran bahan bakar dan udara berlangsung begitu cepat diruang bakar. Ledakan ini menimbulkan suara yang sangat bising. Untuk meredam suara tersebut /gas sisa hasil pembakaran yang keluar dari klep buang tidak langsung dilepas ke udara terbuka. Gas buang disalurkan terlebih dahulu ke dalam peredam suara atau muffler di dalam knalpot.
Inilah fungsi utama dari knalpot pada awalnya.

Perkembangan Teknologi terhadap Knalpot
Berdasarkan riset2 dan temuan (di serkitar tahun 1950 an ) ternyata knalpot dapat difungsikan sebagai penambah tenaga pada Engine (tapi saat itu masih Engine 2 Tak)
Pada saat itu tepatnya di Jerman ditemukan sistim Chamber (knalpot yg tengahnya gendut) ==>mungkin kita sering lihat pada motor 2 tak (dan orang menyebutnya knalpot racing)
Sebenarnya ini adalah efek turbulensi yang dibuat optimal (karena udah belajar ginian jadi tau,bukan sok tau loh..he..he..tapi istilah tsb disebut chamber)

Cara kerja nya
Gas buang sisa pembakaran yang berkecepatan dan bertekanan sangat tinggi pada header pipe nya (leher Knalpot) dibuang dan berkumpul di perut knalpot, akibatnya lebih dari sebagian akan balik (efek turbulensi) ke header, membuat tekanan lebih tinggi lagi , menciptakan kompresi baru (yg lebih tinggi) sehingga power up hingga 30% ~ 35 %(untuk 2 tak) dengan hitungan yang tepat.

Hitungan gas buang ditentukan dengan satuan RE (Renold)
Pokok nya satuan ini menentukan bentuk aliran Fluida terhadap gas buang …jadi pendeknya ada Turbulen dan Laminer. Kalo hasil hitunganya > dari 2300 RE disebut Turbulen, tapi kalo < 2300 RE jadi laminer.

Turbulen berbentuk gelombang sedang laminer berbentuk garis lurus , pada gas buang sebenarnya masih terdapat sisa BBM yg belum terbakar jadi kalau turbulen (gelombang) akan membalikan sisa tersebut ke ruang bakar sehingga pembakaran akan bertambah sekaligus menciptakan tenaga daya dorong yang tinggi jadi kecepatan motor pun bertambah.

Pada Engine 4tak juga sama ,hanya saja pada Engine 2tak pembakaranya tidak lebih bersih sehingga kalau di turbulens (dikembalikan dibakar) materialnya lebih banyak dari 4tak.

Tenaga mesin bisa naik antara 10 hingga 20% bahkan 30% hanya dengan memakai knalpot high performance yang dirancang khusus dengan tujuan meningkatkan performa secara optimal.

Tapi, ini tentu tanpa melanggar ketentuan polusi suara yang diizinkan yang dihitung dengan alat pengukur kebisingan. Knalpot dengan suara mirip sepeda motor balap yang dijual di pasaran umum (tanpa hitungan, makanya murah) untuk berbagai merek tanpa mengerti teknologinya, di jamin tidak akan meningkatkan performa tenaga mesin. Hanya memperbesar desibel polusi suaranya (kebisingan suara), makanya harus berhati-hati dalam memilih knalpot pengganti (racing racingan).

Mengenai kebisingan sebenarnya bisa di atasi dengan silencer…jadi sekali lagi bising bukan berarti motor jadi kenceng (mungkin hanya perasaan saja kenceng.

Knalpot Racing Berapa Desibel???
Tidak ada standard untuk itu (apa lagi di Indonesia).
Sebenarnya harus riset dulu baru di sepakati. Standard 80 Desibel ~ 90 Desibel itu kan sebenarnya ambang batas polusi suara di Pabrik berdasarkan ISO 14001 atau ambang batas yg di ijinkan (walaupun belum jelas). Pada stationer dan RPM tinggi akan beda suaranya, yang pasti untuk mesin yang di gas (RPM tinggi) tdk mungkin dibawah 95db sedangkan suara gesekan ban pada jalan tol aja sudah 95 desibel…..ya kan? Jadi sekali lagi knalpot racing bukan berarti bersuara kencang….
“biker zone”.

Laser siap menggantikan Peran Busi
LONDON, Keinginan para ahli otomotif menggunakan laser sebagai pengganti busi untuk memicu pembakaran pada mesin bensin (bisa juga bahan bakar gas) semakin mendekati kenyataan. Malah pada awal Mei minggu depan, sebuah tim pada Konferensi tentang Lasers dan Electro-Optics akan melaporkan bahwa mereka telah berhasil merancang laser yang dapat digunakan untuk mesin bensin.

Tak kalah menarik, seperti yang diberitakan BBC, Inggris, sebuah tim dari Jepang dan Rumania sudah siap berdiskusi memproduksi “busi laser” ini dengan perusahaan produsen busi terkenal Jepang, Denso. Targetnya, segera mengomersialkan komponen tersebut alias diproduksi secara massal.

Hasil yang diperlihatkan tim tersebut dapat menghasilkan dua atau tiga sinar laser yang langsung ditembakkan ke silinder mesin dengan panjang sinar yang bervariasi. Dilaporkan pula, pembakaran dihasilkan lebih sempurna. Keunggulan lainnya, tidak mengalami keausan fisik seperti busi.

Bukan Baru Busi, sejak ditemukan 150 tahun lalu, sampai sekarang tidak banyak mengalami perkembangan. Karena itulah para ahli berusaha mencari alternatif, yaitu sinar laser. Selama laser hanya digunakan untuk mengelas komponen busi. Dengan menggunakan busi laser, regulasi yang menuntut mesin harus makin irit bahan bakar dan ramah lingkungan, bisa dipenuhi.
Dilaporkan pula, kehebatan laser sebagai pengganti busi konvensional, di dalam satu silinder bisa dihasilkan dua atau tiga tembakan sinar laser. Kemampuan seperti itu jelas tidak bisa diperoleh oleh busi paling hebat pun selama ini.

Ide mengganti busi dengan laser bukan hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi gencar memperkenalkannya. Termasuk hasil kerjasama antara Ford Inggris dengan Universitas Liverpool, dua tahun lalu yang merancang laser untuk mesin bensin dengan injeksi langsung.

Kelemahan Busi
Busi hanya membakar campuran udara dan bahan di area sekitar celahnya. Akibatnya, efisiensi pembakaran kurang maksimal. Di samping itu, logam yang digunakan sebagai elektroda, juga akan terkikis atau habis bersamaan dengan penggunaannya. Nah, dengan laser, kondisi tesebut dapat dicegah.
Sebelumnya para ahli kesulitan memanfaatkan laser untuk menggantikan peran busi. Pasalnya, untuk membangkitkan sinar laser dibutuhkan perangkat berukuran besar. Kerja perangkat pembangkit laser tidak efisien dan kurang tidak stabil.

“Kendati demikian, laser ini tetap membutuhkan energi pulsa yang tinggi, mirip busi. Memerlukan energi besar untuk memulai pembakaran. Namun kini bisa dibuat dengan ukuran kompak dan kerjanya stabil,” jelas Takunori Taira dari National Institutes of Natural Sciences di Okazaki, Jepang, dikutip berbagai media internasional.

Dijelaskan pula, problem lain, yaitu sinar laser yang sangat kuat bisa merusak kabel optik ke silinder juga sudah bisa diatasi. Caranya, tim membuat pembangkit laser seukuran ukuran busi yang dibungkus dalam keramik bubuk yang dipadatkan. Hasilnya, “busi laser” tersebut bisa dipasang di kepala silinder, serperti busi sekarang.

Kehebatan lain dari laser, karena menggunakan kabel optik, mampu melepaskan pulsa pada kecepatan seperdelapan triliun detik. Tentu sangat pas buat mesin putaran tinggi atau balap. Laporan lain, prototipe busi laser yang sudah dibuat, berdiameter 9 mm dan panjangnya 11 mm