Yohalim Ferdinand

Senin, 11 Juni 2012

Ibu Hamil Mau Sehat? Lupakan Fast Food Hindari Pica

Salah satu cara mendapatkan kehamilan yang sehat adalah dengan menjaga asupan makanan bagi ibu hamil. Makanan bagi ibu hamil tentu bukan makanan yang  sekedar nikmat dan menggugah selera makan. Makanan bagi ibu hamil harus memenuhi syarat gizi yang sehat dan seimbang. Mengandung berbagai macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh ibu hamil dan untuk perkembangan janin dalam kandungan.
Jadi, jika ibu hamil ingin sehat, lupakan hidangan cepat saji atau fast food dan hindari Pica. Ibu hamil sebaiknya memasak sendiri menu makanan atau menyantap makanan yang mengandung kombinasi menu lauk-pauk , sayuran, buah, dan sumber karbohidrat juga susu.

Mengapa fast food tak baik bagi ibu hamil?

Hidangan cepat saji kurang mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi maupun untuk pertumbuhan organ-organ tubuh bayi dalam kandungan. Zat penguat rasa maupun zat pengawet makanan dalam hidangan fast food sebaiknya dihindari bagi ibu yang sedang hamil. Gunakan bumbu alami saat memasak dan menyantap hidangan yang selalu segar setiap hari. Hidangan fast food sangat kurang mengandung serat alami. Padahal makanan berserat sangat dibutuhkan ibu hamil untuk memperlancar buang air besar. Hal ini mengingat ibu hamil seringkali mengalami keluhan sembelit atau sulit buang air besar.

Apa saja jenis makanan yang sehat bagi ibu hamil ?

Jenis makanan sehat bagi ibu hamil sebaiknya memenuhi syarat gizi yang sehat dan seimbang. Makanan disebut bergizi bila mengandung  zat tenaga  yang bersumber dari padi-padian, umbi, jagung dan tepung.
Makanan juga harus mengandung zat pengatur yakni yang bersumber dari buah-buahan dan sayuran. Terutama sayuran yang berwarna hijau tua  dan mengandung banyak asam folat untuk mencegah cacat bawaan pada bayi. Buah-buahan bervariasi boleh dihidangkan dalam bentuk jus yang dikombinasi dan dicampur dengan susu atau bisa juga buah langsung dimakan dalam kondisi segar dan potongan kecil. Buah-buahan disantap sebagai camilan pengganti makanan ringan untuk menghindari keinginan makan camilan junk food.

Kemudian yang juga sangat penting adalah mengandung zat pengatur  yang  berupa zat lemak dan protein yang  didapatkan dari lauk pauk berupa ikan, daging, tahu, tempe, telur dan susu. Sedangkan kebutuhan vitamin dan serat bisa dipenuhi  dari sayuran dan buah-buahan segar.

Selain fast food adakah makanan pantang bagi ibu hamil?

Tidak ada makanan pantangan bagi ibu hamil. Semua yang mengandung zat gizi boleh dikonsumsi ibu hamil. Kecuali bila ibu hamil alergi dengan jenis makanan tertentu, misalkan alergi ikan laut atau alergi telur. Namun demikian tetap harus diupayakan makanan pengganti yang bisa menjadi sumber zat pembangun bagi tubuh.Misalnya daging, tahu dan tempe. Protein nabati dan hewani sangat banyak sumbernya termasuk dalam kacang-kacangan maupun dalam susu.

Ibu hamil ngidam apa saja yang tidak boleh dimakan?

Apa sih Ngidam itu ? Ngidam sebenarnya tidak ada dalam istilah ilmu kebidanan. Kebutuhan ibu hamil akan zat tertentu dalam makanan kadang membuat seorang ibu hamil menginginkan jenis  makanan yang ” aneh dan sulit mencarinya” namun ngidam ini tidak dialami oleh semua ibu hamil. Ngidam makanan yang sehat tentu saja boleh misalnya jenis buah - buahan atau makanan  dengan menu yang berbeda dari biasanya.

Pica, apa itu? Pica adalah salah satu kebiasaan mengonsumsi zat yang tidak mengandung nutrisi sehat untuk tubuh. Pica saat saat hamil adalah bila ibu hamil merasa ngidam jenis zat bukan bahan makanan yang membahayakan bagi janin, misalnya ingin makan sabun, abu merang, cat, serbuk kapur tulis, deterjen, tanah liat,  kertas dan ngidam tembakau. Nah, yang termasuk semua  jenis zat berbahaya  ini tentu dilarang. Kebiasaan Pica harus dihindari saat hamil. Ngidam yang sejenis pica ini bukan hal yang mustahil dan bisa terjadi pada ibu hamil.

Selain fast food dan Pica, apakah makanan dan minuman lain yang perlu dihindari ibu hamil?

Tentu saja ada misalnya makanan yang banyak mengandung zat pewarna, pengawet dan penguat rasa  buatan. Maka dari itu sebaiknya ibu hamil membawa sendiri bekal makanan saat bekerja. Camilan yang sehat bisa berupa puding buah dan roti biskuit bila masih rasa mual pada trimester pertama.  Bila selera makan sudah membaik. Ibu hamil boleh makan dengan menu lengkap yakni nasi, sayur, lauk pauk , buah dan susu.

Untuk minuman sebaiknya hindari minuman berkadar alkohol tinggi, misalnya pada minuman keras, dan minuman fermentasi buatan juga sebaiknya jangan terlalu banyak contohnya minuman legen dari aren, tuak, tape yang berkadar alhokol tinggi. Pada prinsipnya, makan tape boleh tapi jangan terlalu banyak. Selain tidak baik untuk lambung juga zat gizinya kurang, bahkan kadar alkoholnya membahayakan janin.

Untuk buah-buahan semua boleh dimakan kecuali bila sedang batuk, hindari buah yang mengandung getah agar batuk tidak semakin parah, hidangkan buah dalam bentuk jus  yang dicampur susu akan lebih baik. Durian boleh dimakan tidak masalah, yang penting jangan terlampau banyak, jumlahnya sebatas wajar untuk ibu hamil. Usus dan lambung ibu hamil sangat rentan akibat perubahan hormon. Hormon progesteron memperlambat kerja usus dan lambung ibu hamil. Kadar asam lambung sering meningkat, kembung dan heartburn atau rasa panas di tenggorokan, terasa tertekan di ulu hati akibat naiknya kadar asam lambung yang diikuti muntahnya cairan asam.

Jika selera makan tak ada, apakah cukup dengan minum suplemen vitamin?

Pada kehamilan trimester pertama atau tiga bulan awal kehamilan memang selera makan masih belum membaik, ini akibat pengaruh dari hormon pertumbuhan untuk  mempertahankan kehamilan dan mengenai keluhan mual muntah perlahan akan berkurang setelah plasenta bayi terbentuk sempurna memasuki trimester kedua kehamilan. Ibu hamil tidak usah cemas, yang penting tetap usahakan makan camilan yang sehat sedikit-demi sedikit tetapi sering, misalnya dalam bentuk puding susu, roti tawar atau biskuit dan buah-buahan.

Bila selera makan sudah membaik, perlahan-lahan ibu hamil perlu mengejar ketinggalan zat gisi dengan mulai mengkonsumsi hidangan yang bervariasi. Suplemen vitamin yang diberikan oleh bidan dan dokter bukan untuk menggantikan kebutuhan zat gizi dalam tubuh ibu hamil, tetapi untuk membantu pertumbuhan janin misalnya asam folat, kalsium dan mencegah anemia ibu hamil yakni suplemen zat besi.

Selain hal tersebut di atas yang tak kalah penting adalah pemenuhan kebutuhan cairan bagi ibu hamil, yakni air putih, susu, sari buah, air kacang hijau, teh, sari kedelai dan sebagainya. Pemenuhan cairan ini bermanfaat mencegah kekurangan cairan atau dehidrasi pada ibu hamil dan untuk memperlancar buang air besar.

Mengapa Harus Menjaga Jarak Kehamilan?

Setelah punya anak pertama, tak jarang perempuan jadi ingin segera memiliki anak lagi. Hal ini dianggap wajar dilakukan, agar jarak usia anak tidak terlalu jauh. Dengan demikian mereka bisa bermain bersama dan hubungan jadi lebih dekat. Namun sebenarnya jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan yang pertama tidak disarankan.

"Jarak kehamilan yang terlalu dekat bisa berpotensi menyebabkan anak yang lahir punya berat badan
rendah dan bahaya lainnya," ungkap Dr dr Ali Sungkar, SpOG, dalam acara deteksi dini risiko dan komplikasi pada masa kehamilan di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan, Sabtu (09/06/2012) lalu.

Kehamilan yang terlalu cepat terjadi setelah Anda melahirkan bisa meningkatkan berbagai risiko, seperti kurang gizi (nutritional deficiencies) terutama zat besi. Kekurangan zat besi pada akhirnya akan membuat Anda berisiko mengalami anemia akut (severe anemia). Jika hal ini terjadi pada ibu hamil, Anda berisiko mengalami peningkatan stres yang tinggi pada sistem kardiovaskular menjelang melahirkan, dan bayi lebih rentan mengalami berat badan yang sangat rendah.

"Hal ini disebabkan karena kondisi kandungan ibu belum pulih benar (dari persalinan sebelumnya), dan belum bisa maksimal membentuk cadangan makanan untuk janin dan dirinya sendiri," jelasnya. Anemia akut akibat kekurangan zat besi dan mineral lainnya dalam tubuh menurutnya akan meningkatkan risiko perdarahan, dan menyebabkan komplikasi ataupun keguguran.

Untuk menghindari berbagai risiko akibat kehamilan ini, sebaiknya beri jarak untuk merencanakan kehamilan selanjutnya. Jarak aman kehamilan setelah melahirkan yang disarankan adalah berkisar antara 18 sampai 48 bulan setelah melahirkan. "Namun, jarak kehamilan satu tahun juga masih bisa ditolerir," tukasnya.

Rentang waktu ini akan memberi waktu pada rahim untuk menyiapkan diri menjadi tempat tinggal bayi, dan memenuhi semua kebutuhan gizi dengan maksimal. Jarak yang aman juga akan membuat orangtua lebih siap, baik mental dan materi, untuk memiliki anak lagi. Penentuan jarak kehamilan antara 18 sampai 48 bulan juga mempertimbangkan faktor pertumbuhan penghasilan ayah, mental anak sebelumnya untuk memiliki adik baru, sampai sisi psikologis ibu dan kesiapannya untuk kembali mengandung.

"Menurut penelitian yang pernah dilakukan, usia satu tahun merupakan usia yang tepat untuk memberinya adik. Pada usia sebelum satu tahun, mereka akan cemburuan, dan pada usia lebih dari dua tahun mereka sudah tak antusias lagi punya adik," pungkasnya.